Minggu, 16 Desember 2007

Liburan Ke Way Lalaan

Ini adalah kisah perjalanan liburan bersama teman-teman kantor setelah 5(lima) hari bekerja untuk merefresh kembali semua pikiran. Berawal kami berempat(4) adalah karyawan dari sebuah perusahaan Asuransi (Bumiputeramuda 1967) di Bandar Lampung. Kala itu perjalanan dimulai pukul 08.30 WIB, kami berlima yang terdiri dari : saya sendiri, Pak Bambang (Kasie teknik), Pak Dono (Kasie Pemasaran, mungkin setelah blog ini dibaca beliau sudah menjadi Kasie Pemasaran Samarinda, yup selamat dan semoga sukses ya pak!), dan Mba' Dessy (Kasie Keu,Pers & Umum). Kami menuju ke tempat Mba' Elly( merupakan calon Istri Pak Dono), Agus (staf Admin polis yang ditunjuk sebagai Guide) dan Adek (begitu Agus memanggilnya). Kami akhirnya bertujuh (7) berangkat menuju ke Air Terjun Way Lalaan di Kab. Tanggamus. perjalanan yang mendebarkan dan menyenangkan, mengikuti liukan jalan pegunungan.
perjalanan sekitar 3 jam dan baru sampai di lokasi sekitar pukul 11.30 WIB. But alangkah terkejutnya ternyata Air Terjun yang kami kira setinggi 30 meter, oh no! hanya 7 meter. he...
tapi is ok, meskipun salah kira Alhamdulillah disini pemandangannya masih terlihat Alami. begitupun airnya sejuk dan jernih. so saya pun langsung menarik baju keatas kemudian (burr! he.. basah deh)
setelah hampir 2 jam kami mandi dan berpose narsis didepan kamera kami pun bergegas ke Bendungan Batu Tegi yang masih ada di dalam kawasan Kab Tanggamus. kami dengan Percaya Diri langsung mengikuti petunjuk Guide. Dalam perjalanan ke Batu Tegi sekalian kami mencari makan tapi "kriuk-kriuk" (perut kami berbunyi) selama hampir 1/2 jam tak ditemukan tempat makan, bolak-balik Alhamdulillah akhirnya kami pun dapat makan kemudian kami berangkat menuju Batu Tegi. Dengan lantangnya guide kami berkata "lurus terus nanti kalo ada belokan kekanan baru belok". Sms pun diterima, sembari membaca dan menulis balasan sms, guide kami tetap dengan lantangnya "lurus terus nanti kalo ada belokan kekanan baru belok". Tapi waktu terus berjalan dan dalam hatiku berkata "bener ini jalannya, tapi masa bendungan ada diatas gunung", ya ternyata kami pun curiga kalo kami telah nyasar akhirnya Pak Bammbang pun bertanya dengan seorang penduduk sekitar "Permisi Pak mau tanya Bendungan Batu Tegi kearah mana ya Pak?". "Oh Kalo Batu Tegi jauh dibawah ini daerah Ulu Belu " Kata seorang Penduduk itu. kemudian spontan kami pun tertawa terbaha-bahak (Hua....ha....).
Singkat Cerita kami akhirnya sampai juga di Batu Tegi dan kami sampai di Bandar Lampung Pukul 19.00 Wib dengan suasana Hujan. Sungguh Liburan yang sangat berkesan.
(cerita ini di posting Untuk mengingat Pak Dono yang sudah menjadi Kasie Pemasaran di Bumida Lampung selama hampir 4 tahun dan semoga Sukses Di Samarinda untuk membesarkan nama Bumida)

Betapa Bodohnya Diriku

"Allah tidak ada tuhan melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan dibumi ........." (QS:Al Baqarah 255)
saat aku merenung dari penggalan ayat kursi diatas, aku pun akhirnya tahu bahwa semua makhluk-Nya adalah peliharaan-Nya. Kita dipelihara dari sejak janin hingga umur kita saat ini.
"Maka nikmat tuhan kamu manakah yang telah kamu dustakan?" (QS:Ar Rahman .....)
dan penyesalanku kenapa baru aku mengetahuinya, kenapa aku terlalu keras kepala untuk mengejar cita-cita dan tidak ingin tahu bahwa semua sudah ada yang mengaturnya, kenapa aku tidak berusaha untuk meminta kepada Dzat yang telah memelihara dan mengurusku, betapa bodohnya aku, betapa aku telah melupakan Tuhanku.
Astaghfirullah, Ya Robbi Segala Puji Bagi Mu sebagaimana layaknya kemuliaan sifat DzatMu dan Keagungan Kekuasaanmu. Ya Allah Ampunilah Aku?

Minggu, 18 November 2007

bagiku Engkau tidak akan dimakan usia, hilang ataupun mati

Masih ada waktu tapi tak pernah terkejar.Meski hangat Mentari tetap terpancar aku tetap terasa kedinginan.Batin ini ada terasa pahit padahal ia tak punya lidah.Hanya ingin menangis namun sulit sekali airmata keluar.Iman masih adakah?Kosong dan hampa tak ada bilangan. (pikirku tiba-tiba berteriak)"bagiku Engkau tidak akan dimakan usia, hilang ataupun mati"dan mata ini pun mulai mengeluarkan buih mutiara yang selama ini telah menghilang karena kesombongan.
(dalam hati aku berkata lirih dan menangis Astaghfirullah... Ya Hayyuu Ya qoyuum, Astaghfirullah... Ya Hayyuu Ya qoyuum, Astaghfirullah... Ya Hayyuu Ya qoyuum)

Minggu, 01 Juli 2007

Semua Berhikmah


Kadang perjalanan hidup itu sangat aneh, ajaib, and shocking, mau tahu?
Saya adalah Alumni di Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman di Kota Purwokerto Provinsi Jawa Tengah Indonesia, with espcially Social Economi. Tapi setelah wisuda saya di panggil oleh salah satu Perusahaan Asuransi yang sebelum wisuda saya telah mengirim resume saya. Apakah Peternakan dan Asuransi nyambung? itulah jawaban yang masih saya cari, but saya harus mensyukurinya (ALHAMDULILLAH).
ADA SEBUAH PELAJARAN DAN HIKMAH!
Coz itu semua adalah kehendak-NYA. Kita enggak pernah tau apa yang akan terjadi pada diri kita, yang terpenting adalah semua manusia pasti punya cita-cita. Cita-cita itu harus diperjuangkan karena kewajiban dan tujuan hidup manusia adalah beribadah (belajar, bekerja, dan berdoa).

Minggu, 24 Juni 2007

Harapan


Sebuah penantian yang telah ada.

Lama sudah terpendam suatu keinginan.

Meski ia harus terpendam dalam lubuk hati.

Ada hal yang dibenci, ada juga yang dicintai.

Harap?

Berharaplah!

Semua doa yakin pasti akan terkabul.

Tak ada yang sulit karena cara pandanglah yang menggambarkannya.

Atau semua telah berakhir bersama setiap keputus asaan.

Bernapas adalah Harapan.

Bangkit dan berjalan adalah Harapan

Berjuang adalah Harapan.

Berdoa itulah Harapan.


Sabtu, 23 Juni 2007

Langit Kita


Cobalah renungkan sejenak apa warna langit kita?
ketika siang langit kita berwarna biru, ketika malam langit kita berwarna hitam. Langit kita telah menjadi inspirasi bagi kita, warna biru mengingatkan pada kita untuk sebuah luas dan terang yang menyejukkan, dan warna hitam memberikan arti suatu kedamaian dan penyelesaian bahwa semua pasti ada akhir dan tujuan.

Sekarang Kita Lihat, apa yang telah kita lakukan pada langit kita?
langit kita telah lelah melihat kita selalu menyakitinya, ya ! kita selalu menyakitinya dengan pembakaran bahan fosil dan sampah, merusaknya dengan menebang hutan, dan membiarkan langit kita menjadi runtuh karena kebodohan dan kesombongan kita.

Semua mungkin hampir terlambat tapi sebuah usaha untuk langit kita adalah dengan menjaga alam sekitar kita, mulailah dengan hal kecil kita, yaitu cobalah tanam sebuah biji yang suatu saat biji itu akan menjadi pohon yang besar dan suatu saat segala manfaatnya dapat kita petik dari pohon itu.