Minggu, 25 Mei 2008

“12 tasbih “

Subhanallahi Man Huwa Baqin La Yafna

(Maha Suci Allah Yang Dia Maha Kekal Tidak Akan Binasa)

Subhana Man Huwa ‘Alimun La Yansa

(Maha Suci Dia Yang Maha Mengetahui Dan Tidak Pernah Lupa)

Subhana Man Huwa Hafizhun La Yasquth

(Maha Suci Dia Sang Penjaga Yang Tidak Akan Jatuh)

Subhana Man Huwa Bashiirun La Yartab

(Maha Suci Dia Yang Melihat Tidak Pernah Ragu)

Subhana Man Huwa Qoyumun La Yanam

(Maha Suci Dzat Yang Terus Menerus Mengurus Makhluk Nya)

Subhana Man Huwa Malikun La Yuram

(Maha Suci Dia Raja Yang Tidak Dapat Di Ungguli)

Subhana Man Huwa ‘Azizun La Yudham

(Maha Suci Dia Yang Maha Perkasa Dan Tidak Akan Terkalahkan)

Subhana Man Huwa Muhtajabun La Yura

(Maha Suci Dia Yang Terhijab Dan Tidak Dapat Dilihat)

Subhana Man Huwa Wasi’un La Yatakallaf

(Maha Suci Dia Yang Maha Luas (Rahmatnya) Dan Tidak Memikul Dengan Susah Payah)

Subhana Man Huwa Qoimun La Yalhu

(Maha Suci (Dia) Dzat Yang Berdiri Sendiri Dan Tidak Pernah Lengah)

Subhana Man Huwa Daimun La Yashu

(Maha Suci Dia Yang Terus Menerus Mengurus Makhluk Nya Dan Tidak Pernah Lalai)

Subhanallah Walhamdulillah Wa Laa Illa Ha Ilallah Wallahu Akbar

(Maha Suci Allah Dan Puji Syukur Allah Dan Tidak Ada Tuhan Selain Allah Dan Allah Maha Besar)

Ruang Hati

ruang hatiku masih milikmu.
dan kupikirkan diriku dapat menempati ruang hatimu.
aku tahu jarak ini sungguh jauh.
tapi ingat wahai bintangku,
aku akan terus berjuang demi meraihmu.

ku mohon sisakan ruang hatimu untuk diriku tempati.
meski pun kini, engkau hampir menutup semua ruangan itu.
ijinkan aku dapat menghiasi ruang hatimu,
dengan pernak-pernik warna-warni dari ruang hatiku.

sesungguhnya seluruh ruang hatiku hanya untuk mu.
agar semua suka dan dukaku adalah milikmu.
hanya engkaulah yang menggenggam kunci ruang hatiku.
dan setiap pintu dalam ruang hatiku adalah milikmu.

Minggu, 18 Mei 2008

Suara Laguku di Ujung Waktu

Di sebuah Ujung aku bernyanyi.
Meski tidak melewati hati,
Nyanyianku telah menghenyakan waktu.
Di Waktu itu tak pantas aku menyanyi.
Walau karenanya hati menangis.
Ingin kembali dapat menyanyikan lagu.
Terlambatkah...!?
Karena batasku sudah mendera lara.
Aku hampir melewati waktu.
dibatas Ujung kadang melirih.
sayup-sayup sudah suara laguku.

Mei 2008
Hadiah Langit Malam

Dari beranda jendela putih aku tatap langit malam.
Menunggu bintang jatuh ditengah malam.
Bagian hatiku yang rapuh karena langit malam.
Menyesal berlinang sedih langit malam.

Adakah pikiran kokoh masih didalam langit malam?
Tubuhku yang hampir roboh karena langit semakin malam.
Cahaya mata menjadi keruh dalam gelap malam.
Kepala pun menjadi luluh terkalahkan langit malam.

Akhirnya kusandar tubuh dibawah langit malam.
Namun aku tetap betah memandang langit malam.
Meski mata telah melepuh tersayat langit malam.
Tak akan kusia-siakan hadiah dari langit malam.

April 2008

Dari Salahku

Seperti Kelelahan, otot leherku tak dapat mengangkat kepala.
Karena sebuah rasa malu, dan aku hanya bisa tertunduk.
Karena menyesal , karena aku bukanlah siapa-siapa.

Terasa angin menghela napasku.
Aku ingin dapat bangkit lagi, entah?
Bagaimana caranya? Meski sudah diinjak-injak harga diriku dari rasa salahku.

April 2008