Minggu, 18 Mei 2008

Hadiah Langit Malam

Dari beranda jendela putih aku tatap langit malam.
Menunggu bintang jatuh ditengah malam.
Bagian hatiku yang rapuh karena langit malam.
Menyesal berlinang sedih langit malam.

Adakah pikiran kokoh masih didalam langit malam?
Tubuhku yang hampir roboh karena langit semakin malam.
Cahaya mata menjadi keruh dalam gelap malam.
Kepala pun menjadi luluh terkalahkan langit malam.

Akhirnya kusandar tubuh dibawah langit malam.
Namun aku tetap betah memandang langit malam.
Meski mata telah melepuh tersayat langit malam.
Tak akan kusia-siakan hadiah dari langit malam.

April 2008

Dari Salahku

Seperti Kelelahan, otot leherku tak dapat mengangkat kepala.
Karena sebuah rasa malu, dan aku hanya bisa tertunduk.
Karena menyesal , karena aku bukanlah siapa-siapa.

Terasa angin menghela napasku.
Aku ingin dapat bangkit lagi, entah?
Bagaimana caranya? Meski sudah diinjak-injak harga diriku dari rasa salahku.

April 2008

Tidak ada komentar: